Jumat, 26 Februari 2016

Mengenal Cetak Offset

Cetak offset


1. Pengertian Cetak Offset
Teknik cetak datar atau biasa disebut offset adalah teknik cetak dimana bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian yang tak mencetak. Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan saat ini. Karena telah terbukti teknik cetak yang satu ini memang memiliki banyak keunggulan dibanding teknik-teknik lainnya. Kecepatan, kemampuan, dan kemajuan teknologinya bisa dibilang sebagai kekuatan utama cetak offset. Bagaimana tidak, mesin offset tersedia dalam beberapa pilihan. Mulai dari mesin satu warna seperti Hiedelberg GTO 52, Printmaster, Speed Master, Roland, hingga mesin-mesin web berukuran besarpun ada. Cetak offset mengadopsi teknik cetak datar, dimana image area dan non image area sama tingginya. Namun apakah sebenarnya cetak offset itu.
Offset berasal dari kata set-off (beralih), dimana lapisan tinta yang ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke permukaan bahan cetak tetapi diberikan dulu kepada sebuah blanket sebagai perantaranya. Karena proses peralihan tadi, maka dalam mesin cetak offset setidaknya terdapat tiga buah silinder utama, yaitu silinder pelat, silinder blanket, dan silinder impresion. Dan karena dalam cetak offset tinta harus melalui blanket terlebih dahulu sebelum mencapai permukaan bahan cetak, maka cetak offset termasuk teknik cetak tidak langsung.
Sama seperti stempel anda di rumah, pelat cetak offset juga terdiri dari dua bagian, yaitu image area yang nantinya akan membentuk gambar dan non image area. Bedanya juga pada stempel acuan cetaknya bergelombang, maka tidak pada cetak offset, dalam cetak offset pelat cetak yang digunakan itu datar.
Cetak offset disebut juga chemical printing technique atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak-menolak antara air dan minyak. Air yang dimaksud adalah air pembasah yang digunakan dalam cetak offset, dan minyak dianalogikan sebagai tinta yang digunakan dalam proses cetak. Bagian image area pada pelat cetak offset terbuat dari lapisan Oleophylic yang bersifat menolak air dan menerima tinta. Sebaliknya bagian non image area terbuat dari lapisan hidrophylicyang menerima air dan akan menolak tinta.
Seperti diketahui bahwa air mustahil melekat pada permukaan yang licin, maka dari itu permukaan bagian oleophylic dibuat licin, sedangkan hydrophylic kasar. Dalam proses cetak offset sendiri, pertama-tama pelat akan diberi lapisan air, dan karena sifat-sifat bagian pelat tadi maka bagian hidrophylic pun akan terlapisi oleh air, sedangkan bagian oleophylic akan tetap kering. Pada tahap selanjutnya, pelat cetak akan dilapisi oleh tinta, dan karena bagianhidropylic telah terlapisi oleh air, maka mustahil tinta akan melekat diatasnya, dan karena bagian oleophylic mampu menarik tinta, maka bagian itu pun akan terlapisi oleh tinta, dan gambar-pun akan terbentuk

2. Langkah Kerja Mesin Cetak Offset


1. Proses cetak menggunakan mesin Cetak Offset Rolland Favorite.


2. Mempersiapkan perlengkapan mencetak (alat dan bahan)


3. Mempersiapkan seluruh komponen mesin diantaranya; Unit Pemasukan, Unit Pembasahan,



Unit Penintaan, Unit Pencetakan, Unit Pengeluaran.

4. Siapkan kertas cetak, tempatkan pada meja penumpuk kertas di unit pemasukan

  • Penempatan kertas kiri dan kanan di stel, posisi kertas berada di tengah meja penumpuk kertas.
  • Balok penahan kertas, sikat pemisah kertas, pelat pemisah kertas, angin penghembus kertas, staple tester / kaki penginjak kertas disetel sesuai dengan posisi kertas pada meja penumpuk kertas di unit pemasukan
  • Menyetel Double Sheet Detector dengan cara mengatur jarak antara 2 roda dan kemudian di sesuaikan dengan kertas yang akan di cetak dalam kondisi dilipat menjadi 2.
  • Menyetel ban hantar kertas, bilah – bilah penahan kertas, roda sikat dan roda karet di meja aparat.
  • Setel penepat depan dan samping
  • Lakukan percobaan transportasi kertas

5. Pasang rol – rol air pada unit pembasahan, isikan air pembasah dengan PH 5-6,5

6. Pemasangan rol harus memperhatikan ketentuan sbb : rol ke-1 (arah serat ke kiri), rol ke-2

(arah serat ke kanan), rol ke-3 (arah serat ke kanan).

7. Pelat cetak dipasang pada slinder pelat

  • Posisi kepala pelat dipasang pada klem penjepit pelat bagian kepala pada slinder pelat.
  • Sisipkan lembar bantalan berupa astralon di belakang pelat
  • Putar slinder plat secara perlahan dengan tombol inching, sehingga pelat masuk dan keluar pada bagian ekor yang kita pegang
  • Kunci plat bagian ekor pada klem penjepit plat bagian ekor di slinder plat
  • Cuci plat dengan plat cleaner / wash bensin menggunakan spon
  • Cuci blanket dengan air menggunakan spon

8. Mempersiapkan tinta cetak dan memasukannya ke bak tinta pada unit penintaan

9. Meratakan tinta pada rol – rol unit penintaan dengan cara menjalankan mesin

10. Atur skala perputaran rol bak tinta sesuai kebutuhan tinta

11. Menyetel pisau bak tinta sesuai kebutuhan tinta

12. Jalankan mesin, unit pembasahan diaktifkan hingga terjadi pembasahan pada plat (bagian

tidak mencetak),atur skala perputaran rol bak air sesuai kebutuhan


13. Aktifkan unit penintaan sehingga terjadi kontak antara rol plat tinta dan plat pada slinder plat.

14. Nyalakan kompresor mesin

15. Aktifkan aparat unit pemasukan untuk transportasi kertas, amati jalannya kertas pada saat berhenti di penepat samping dan penepat depan.

16. Lakukan cetak coba

  • Pancing cetakan pertama dengan kertas cetak coba +/- 10 lembar dan mencetak 1 kertas bahan
  • Menganalisa hasil cetak coba, perubahan – perubahan apa saja yang perlu dilakukan
  • Untuk register cetak lakukan penyetelan dari penepat samping dan depan atau dari posisi penarik plat pada slinder plat(jika jarak tidak melebihi 5mm) jika jarak yang akan dicapai sudah melebihi dari 5mm maka perubahan dilakukan dengan cara mengubah posisi slinder plat.
  • Untuk kestabilan warna perhatikan proof cetak atau color key yang ada apakah warna sudah mencapai sesuai dengan hasil yang diinginkan, lakukan penyetelan pada unit penintaan atau pada unit pembasahan.
  • Perhatikan kebersihan cetakan karena cetakan akan dicetak bolak balik (4/4)

17. Pencetakan dimulai dari warna cyan , magenta , yellow , dan black (CMYK)

18. Untuk pencetakan cyan, posisi atau register cetak adalah dimana cetakan atau image harus

berada pada posisi tengah kertas.

19. Untuk warna magenta , yellow , dan black hanya tinggal di paskan dengan pass crist warna

cyan atau warna harus masuk dan menumpuk pada warna sebelumnya.

20. Setelah proses cetak plat dibersihkan dengan wash bensin menggunkan spon.

21. Plat yang sudah di cetak di berikan lapisan gom agar tidak teroksidasi.

22. Blanket dicuci dengan wash bensin menggunakan spon.

23. Untuk pergantian warna maka dilakukan pencucian mesin,angkat sisa – sisa tinta pada bak

tinta, rakel dipasang pada tempatnya, jalankan mesin perlahan sambil memberikan wash

bensin pada rol – rol tinta, matikan unit pembasahan saat pencucian plat.

24. Mencuci rol – rol pembasah dengan wash bensin dengan cara melepas rol – rol pembasah

pada unit penintaan.

25. Melakukan analisa hasil cetakan dan menyortir hasil cetakan
26. Membuat laporan hasil produksi.
  3. Macam Macam Tehnik Cetak 
Sangatlah mudah mencetak menggunakan mesin cetak offset, apalagi jika mencetak dengan mesin offset besar. Dimulai dari mesin offset kecil dahulu.
Mencetak menggunakan mesin cetak toko :
1. Siapkan dahulu plat papper dan etching
2. Oleskan etching pada plat papper hingga rata agar tidak rusak ketika terkena rol tinta
3. pasang dengan benar plat pada mesin offset, untuk mesin cetak toko tidak menggunakan penjepit.
4. isi bak air dengan air dan etching, campurannya 
5. isi bak tinta secukupnya
6. hidupkan saklar mesin
7. jalankan mesin dengan menggerakkan tuas mesin sampai dalam kondisi print
8. tata rapi kertas dan masukan dalam bak kertas dan pasang  separator
9. jalankan dengan membuka kopling pada bagian sebelah kiri bak kertas
10. lihat hasil cetakan dan benarkan bila belum pas.
11. jalankan dengan santai sambil melihat kerataan tinta yang berjalan, bila kurang tinta putar tuas tinta kedepan dengan pelan.
Mencetak menggunakan mesin hamada dan mesin besar lainnya :
1. Siapkan plat seng yang telah jadi dan beresihkan dengan air
2. bersihkan blanket dengan bensin
3. isi bak tinta secukupnya
4. tata rapi kertas dan masukan pada bak kertas
5. pasangkan plat pada tempatnya
6. isi bak air secukupnya
7. hidupkan mesin dan atur gambar yang tercetak
8. lihat dan awasi hasil cetak dan pergerakan kertas.
 Telah banyak dilansirkan dari beberapa media informasi kegrafikaan mengenai macam-macam teknologi teknik cetak. mungkin kita hanya mengenal beberapa teknik cetak yang paling produktif saja di indonesia, namun di luar sana teknik cetak sudah bermacam-macam, dengan segala media, bahan cetak dan permukaan cetak. menakjubkan!
sebagai refrensi, kita mau ngasih tau beberapa teknik cetak nih!

Berdasarkan Acuan cetak
Acuan tetap.
1. Cetak Datar (Offset)
2. Cetak Tinggi (Litografi dan Fleksografi/Flexografi)
3. Cetak Dalam (Rotogravure)
4. Cetak Khusus (Sablon/Cetak Saring)

Acuan Tidak Tetap
1. Electrophography (Elektron)
2. Ionography (Ion)
3. Magnetography (Magnet)
4. Ink-Jet
5. Thermography (Panas)
6. Photography (Cahaya)
7. X-Graphy (Sinar X)

di postingan kita kali ini, kita hanya menjelaskan teknik cetak dengan acuan tetap.
dan kita hanya akan memberi gambaran kecil dari tiap-tiap teknik cetak.

1. Cetak Datar (Offset)


   Cetak datar adalah teknik cetak dimana BTM (Bagian tidak mencetak) memiliki tinggi yang sama dengan BM (Bagian Mencetak). Prinsip kerja teknik cetak ini adalah dimana menggunakan acuan berupa pelat yang sudah terdapat bagian BM dan BTM, selanjutnya bagian BM akan menarik tinta sedangkan bagian BTM akan menarik air (tujuan BTM menarik air agar tinta tidak mengenai BTM, karena jika tinta menyinggung bagian BTM yang terjadi adalah hasil akhir tidak akan menampilkan image/gambar sesuai dengan pelatnya - Blank (Hitam semua)). Nah tinta yang sudah mengenai pelat selanjutnya akan ditransfer terlebih dahulu di Blangked (itulah sebab mengapa teknik cetak offset juga disebut dengan teknik cetak tidak langsung, karena acuan tidak langsung mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan hal itu juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca - Tidak terbalik). setelah mengenai blangked, selanjutnya ditransfer ke permukaan cetak (kertas), pemindahan tinta dari silinder blangked ke permukaan cetak dibantu olah silinder tekan (immpressi) bertujuan agar tinta yang dialihkan benar-benar tertransfer dengan baik.

2. Cetak Tinggi (Litografi dan Fleksografi/Flexografi)



   (Litografi) Pada teknik cetak ini, prinsipnya adalah BM (Bagian mencetak) lebih tinggi dibanding dengan BTM (Bagian Tidak Mencetak), jadi dengan mudah bagian yang mencetak mengambil tinta lalu dialihkan ke permukaan cetak, teknik cetak ini disebut dengan teknik cetak langsung, karena tinta langsung dialihkan dari bagian mencetak ke permukaan cetak. Nah, hal itu menyebabkan acuannya tidak terbaca (Terbalik).
   (Flexografi) Pada dasarnya flexografi juga memiliki prinsip yang sama dengan litografi, karena sama-sama menggunakan teknik cetak tinggi, namun perbedaannya terletak pada bahan acuan yang digunakan dan permukaan benda yang dicetaknya. Fleksografi menggunakan acuan cetak yang terbuat dari Anilin, sejenis karet/pelastik, hal ini bertujuan untuk mencapai fleksibelitas cetakan, karena sejatinya fleksografi adalah teknik cetak yang digunakan untuk mencetak permukaan yang bisa dikatakan tidak rata, bergelombang, bermotif, dll. teknik cetak fleksografik biasa digunakan dipabrik-pabrik kemasan, karena bahan-bahan yang dicetak juga biasanya digunakan pada pabrik-pabrik (contohnya Kardus, plastik, karet, mika, kaca, dll).

3. Cetak Dalam (Rotogravure)



   perbedaan yang menonjol dalam teknik cetak dalam ini adalah, acuannya yang berbeda bentuk dan bahan pembuatan acuannya yang tergolong rumit. pada teknik cetak ini, prinsip yang digunakan adalah BM (Bagian Mencetak) kedudukannya lebih rendah ketimbang BTM (Bagian Tidak Mencetak). jadi tinta akan masuk ke dalam celah-celah acuan, lalu untuk mencegar kelebihan tinta, digunakanlah doctor blade untuk meratakan bagian yang tidak mencetak agar tidak terdapat tinta. acuan rotogravure biasanya terbuat dari timah/tembaga, hal itulah yang membuat teknik cetak rotogravure jarang digunakan, sekalipun digunakan hanya untuk mencetak cetakan yang tergolong security printing (contohnya uang, cek, materai, dll).

4. Cetak Saring (sablon/cetak saring)


   sudah tak asing lagi ditelinga tentang cetak sablon ini, mungkin sobat sudah mengetahui apa saja alat dan bahan yang diperlukan. Namun, sekedar berbagi ilmu, kita akan sedikit menjelaskan tentang cetak sablon ini.
acuan cetak sablon tidak seperti teknik cetak lainnya, acuannya terbuat dari kain berpori (Screen) yang dimana jarak setiap lubang pori-pori disesuaikan dengan permukaan cetak yang ingin dicetak. prinsip kerjanya adalah screen dilapisi dengan cairan untuk menutup setiap pori-pori, lalu screen dijemur bersamaan dengan image yang ingin dibuat, tujuannya adalah untuk mengeringkan cairan tersebut, namun bagian screen yang tertutupi oleh image tidak akan kering. nah, setelah itu barulah dilakukan proses pelunturan cairan menggunakan air, tujuannya agar bagian screen yang terdapat image dapat dilalui oleh tinta.
5. Cetak Digital
 
  Cetak digital adalah cetak secara send to print berpusat dari perintah data dari komputer. Cetak digital adalah sebuah teknologi cetak saat ini terbilang modern yang memungkin lebih sedikit tenaga kerja karena sebuah teknologi yang sudah canggih hingga beberapa teknis kerja dapat dilakukan oleh komponen mesin cetak tersebut. Saat ini contoh produk digital adalah baleo yang menggunakan media MMT, baner, poster, bahkan cetak-cetak full color lainnya. Namun biasanya cetak digital tidak terlalu dalam atau banyak dari pada cetak offset.








Proses Finishing, diantaranya:
  1. Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk membagi beberapa kertas hasil cetak tadi menjadi beberapa bagian, atau bisa juga hanya sekedar untuk merapihkan kertas.
  2. Foil, membubuhi kertas dengan tulisan atau gambar “mengkilat” seperti warna emas, perak, biru, merah, dsb.
  3. Embossed, menghiasi kertas cetak dengan tulisan atau gambar, dimana hiasan tersebut berbentuk kertas yang timbul atau tenggelam akibat matres.
  4. Proses laminating gloss/doff, UV gloss/doff, spot UV, dsb. Kertas cetak tadi dilapisi dengan plastik mengkilat atau plastik buram/dop pada bagian luarnya sehingga menimbulkan kesan estetis tersendiri.
  5. Pon’s, memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu akibat potongan pisau mesin pons. Bentuknya bisa berupa format untuk lipatan amplop, dus, dsb.
  6. Lem, untuk menyambungkan atau menyatukan kertas cetakan semisal amplop.
  7. Dan lain-lain semisal menjilid, jahit benang/kawat, nomerator, lipat susun/sisip, membungkus dengan plastik, dsb. tergantung keperluan.



                         TERIMA KASIH